Tokoh Pemuda Papua Wilayah Saireri Imbau Masyarakat Tidak Terprovokasi Aksi Demo Pepera

Tokoh Pemuda Papua wilayah Saireri, Amos Wanggai

Jayapura, – Tokoh Pemuda Papua wilayah Saireri, Amos Wanggai mengimbau kepada seluruh masyarakat Papua khususnya yang berada di provinsi induk yaitu wilayah adat Tabi-Saireri, agar tidak terprovokasi dengan aksi-aksi yang dapat merugikan diri sendiri dan khalayak ramai.

Imbauan ini disampaikan Amos menyusul kabar soal demo yang rencananya bakal digelar oleh kelompok tertentu terkait pelurusan sejarah Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Papua.

“Mendengar akan situasi Papua hari ini yang akan dilaksanakan aksi atau demo yang dilakukan. Untuk itu kami minta supaya kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi dan tidak terlibat secara langsung pada demo tersebut,” kata Amos di Jayapura, Senin (14/8/2023).

Menurutnya aksi demo dengan agenda melihat kembali isi Pepera 1969 dengan Badan Peninjauan Balik dari Nomor 2504, maka Pepera sudah dinyatakan final.

“Saya pikir Pepera ini kan sudah final. Apalagi kami adalah anak-anak pelaku daripada Pepera dan juga perintis daripada Gerakan Merah Putih,” akunya.

Lebih jelas kata Amos, masyarakat Papua tidak perlu terlalu terlibat ke dalam aksi yang ditunggangi oleh kelompok-kelompok yang ingin membuat gaduh negeri ini.

“Mari teman-teman, saudara-saudara kita yang akan melakukan aksi ini kami minta dengan hormat supaya ini dihentikan,” pinta Amos.

Amos meminta seluruh masyarakat Papua yang masih berada di Papua yang notabene adalah bagian utuh dari bingkai NKRI untuk tidak mencederai momen HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia yang akan dirayakan pada 17 Agustus 2023 nanti.

“Ini kita akan menyambut HUT Kemerdekaan RI. Mari kita buat sesuatu yang berdampak kepada masyarakat lewat kegiatan apa pun yang bersifat positif untuk menjaga keutuhan negara ini. Untuk itu atas nama pemuda Papua asal Saireri kami berharap seperti itu. Teman-teman bisa menenangkan diri dan kita menjaga keaman dan kenyamanan,” tegasnya.

Ia melihat aksi demo yang dilakukan sekelompok pemuda selama ini justru berujung pada kegaduhan yang berdampak bagi keamanan dan perekonomian Kota Jayapura, sebagai ibu kota provinsi induk.

“Ingat kita punya mama-mama juga berjualan di pinggir-pinggir jalan yang berjualan pinang dan lain sebagainya. Ini perlu ketentraman mereka, perlu kenyamanan mereka.Kalau aksi ini dapat mengganggu kestabilisan keamanan, kemudian mereka juga tidak bisa berjualan Dampaknya kepada orang-orang asli Papua yang dalam hal ini pengusaha atau kita punya mama-mama,” terang Amos.

Lebih gamblang Amos ingin agar Kami sektor ekonomi harus berjalan baik, sehingga kegiatan atau aksi ini tidak perlu dilaksanakan.

“Saya pikir harus dibatasi. Dengan demikian kami berharap sekali lagi dalam rangka HUT Republik Indonesia kami mengimbau supaya para tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, dan juga tokoh agama mari mengimbaukan kepada masyarakat untuk mari bersama-sama kita wujudkan HUT yang ke-78 negara kita ini untuk menjaga NKRI tetap satu,” tutupnya. (Br)

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*