JAYAPURA,papuadeadline.com – Ondofolo Hedam Dasim Keluw Beuw Harly Ohei yang juga Ketua para Ondofolo Ondoafi atau Kepala Suku Besar se Tanah Tabi menilai Partai Golkar telah menzolimi Paulus Waterpauw yang merupakan kader dan calon Gubernu Papua, karena dukungan yang awalnya diberikan ke Kakak Besar ini kemudian dialihkan ke orang lain yang bukan kader.
‘’Kami tidak senang dengan cara yang dilakukan Partai Golkar, kami punya Kakak Besar dizolimi, oleh Partai Golkar,’’ tegasnya di Jayapura, Selasa (13/08/2024). Ditegaskan Ondofolo Harly Ohei, seluruh masyarakat Tanah Tabi dan Saireri semuanya dengan suara bulat mendukung sepenuhnya Paulus Waterpauw menjadi Gubernur Papua 2024-2029.
Secara elektablitas, kata Ondofolo Ohei Paulus Waterpauw diatas 60 persen dari calon lainnya. ‘’Dengan capaian setinggi ini, sudah sangat patut menjadi calon gubernur di Tanah Tabi dan Saireri,’’ tandasnya.
Sebelumnya penyerahan rekomendasi B1 KWK diserahkan Airlanga Hartarto yang masih menjabat Ketua Umum DPP Golkar kepada Paulus Waterpauw sebagai calon gubernur Papua berpasangan dengan Toni Wanggai yang diusung Partai Golkar.
Penyerahan rekomendasi berlangsung di Kantor DPP Golkar Jumat 19 Juni 2024 lalu, namun dukungan kemudian dialihkan ke orang lain yang bukan kader Golkar pada 18 Juli 2024.
Penyerahan rekomendasi ke orang lain yang bukan kader, kata Ondofolo Ohei akan menurunkan elektabilitas Golkar. ‘’Kami sudah bulat memilih Paulus Waterpauw, kalau mencalonkan orang lain yang bukan kader elektabilitas akan merosot karena tidak akan ada yang pilih,’’tegasnya.
Di Tanah Tabi dan Saireri yang merupakan wilayah pemerintahan Provinsi Papua, Partai Golkar merupakan partai pemenang dengan perolehan 9 kursi di DPR Papua.
‘’Kami minta kembalikan nama Kakak Besar Paulus Waterpauw menjadi calon gubernur di Papua karena akan menjaga elektabilitas Golkar di Tanah Tabi dan Saireri,’’ tegasnya.
Ohey menilai partai Golkar sudah ditunggangi kekuatan dari luar, sehingga bisa memporakporandakan partai saat ini. ‘’Dulunya Partai Golkar ini memiliki prinsip, tetapi sekarang sudah ditunggangi kepentingan dari luar, sehingga terjadi situasi seperti sekarang ini. **
Be the first to comment