PAPUADEADLINE.COM,Jakarta – Billy Mambrasar, Duta SDGs Indonesia menyesalkan kerusakan Terumbu Karang yang terjadi di Indonesia, khususnya di Tanah Papua. “Saya berharap, kita bisa segera melakukan sesuatu sesegera mungkin, dari sekarang, sebelum bertambah besar lagi luas kerusakan Terumbu Karang di Indonesia,”ujar Billy Mambrasar.
Ini dikatakannya dalam acara “Kick-off Program Rehabilitasi Dan Manajemen Terumbu Karang Untuk Kesejahteraan”, yang dilaksanakan di Gedung Djunaedi Hadisumarto, Kantor Kementerian PPN/BAPPENAS, Kamis (30/7/20). Acara ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam melindungi kawasan perairan Indonesia, dan atas kerjasama konsorsium stakeholder kunci antara lain BAPPENAS, Kemeterian Perikanan dan Kelautan, COREMAP-CTI, World Bank, Asian Development Bank, kelompok masyarakat sipil, Pemerintah Daerah, Universitas.
Turut hadir dalam kegiatan ini Menteri / Kepala BAPPENAS Bapak Suharso Monoarfa Beserta Istri, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Bapak Edhie Prabowo dan Istri. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 700 orang melalui aplikasi zoom dan disiarkan live melalui akun youtube BAPPENAS.
Seperti diketahui sebagian besar orang, Indonesia merupakan bagi Coral Triangle yang merupakan rumah dari 70% keanekaragaman bawah laut dunia. Data Kementererian kelautan dan menunjukan bahwa 33% terumbu karang telah mengalami kerusakan. Bila tidak segera dimitigasi, kerusakan ini dikhawatirkan akan merusak ekosistem perairan di Papua yang kaya menjadi surga keanekaragaman hayati laut dan potensi perikanan yang besar.
Beberapa Pembicara yang hadir, termasuk dari Bank Dunia, mengungkapkan bahwa terumbu karang di Indonesia menghadapi ancaman baik tekanan ekosistem yang disebabkan oleh polusi dan sedimentasi, illegal fishing, pengambilan ikan dengan metode yang merusak, dan aktivitas pariwisata yang berlebih.
Hal ini berdampak pada kualitas dan kuantitas terumbu karang yang merupakan tempat pemijahan ikan, tempat hidup dan mencari makan ikan, dan sebagai penyerap karbon. Untuk itu dibutuhkan strategi yang tepat dan sinergitas antara semua stakeholder.
Salah satu langkah kongkrit yang diambil pemerintah adalah memasukan pengelolaan Kawasan Konservasi laut kedalam RPJMN 2020-2024. Untuk menciptakan pembangunan berkelanjutan, perlu ada keseimbangan antara pelestarian lingkungan dan aktifitas ekonomi. Bila dikelola dengan baik, terumbu karang Indonesia divaluasi 3.1 Milyar US Dollar (World Bank, 2019), dan ini akan berdampak sangat besar terhadap kesejaheraan masyarakat.
“Apalagi di era Pandemi seperti sekarang ini, dimana masyarakat di wilayah pedesaan pinggir laut, bergantung kepada laut untuk makan. Kelestarian Terumbu Karang menjadi jaminan ketersediaan pangan untuk mereka,”tambah Billy Mambrasar, yang juga saat ini menjabat sebagai Staf Khusus Presiden RI.
Billy Mambrasar berserta kedua rekannya Alissa Wahid (Putri dari Mendiang Presiden Gus Dur) dan Vania Herlambang (Putri Indonesia Lingkungan Hidup), dinobatkan sebagai Duta SDGs Indonesia di tahun 2019 oleh Menteri / Kepala BAPPENAS kala itu: Prof. Bambang Brodjonegoro . Salah satu program perlindungan lingkungan hidup melalui pendidikan, yang diusung dan didorong oleh Billy Mambrasar selama menjadi duta SDGs, adalah menjalin kerjasama dengan CEO Kitongbisa Learning Center Raja Ampat, Gita Anastasya dan Marsel Mambrasar, di Pulau Arborek, Raja Ampat.
“Pusat-pusat belajar disana telah menerapkan kurikulum Marine life yang bukan hanya menanamkan nilai-nilai konservasi perairan tetapi juga mengajarkan keterampilan dalam bidang pariwisata kepada anak-anak usia sekolah di Raja Ampat yang hidup disekitar daerah perlindungan laut dan pusat-pusat pariwisata bahari,”tutur Billy
Billy Mambrasar berharap pemerintah dapat mendukung lebih banyak lagi inisiatif-inisiatif anak muda Indonesia, untuk perlindungan dan pelestarian terumbu karang di nusantara.*
Be the first to comment