Akibat Bentrok di Wamena, Lima Orang Tewas dan Puluhan Rumah Dibakar

JAYAWIJAYA,papuadeadline.com – Lima orang warga dilaporkan tewas dan puluhan rumah dibakar dalam bentrok antar warga Nduga dan Lanny yang terjadi di Distrik Sinakma, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.

Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Arh Reza Mamoribo, menjelaskan, bentrok ini terjadi sejak Sabtu siang dipicu adanya kasus asusila yang melibatkan warga Nduga dan Lanny.

“Awalnya ada kasus asusila yang terjadi dan hendak diselesaikan. Namun karena kedatangan suku Lanny dalam jumlah banyak, maka suku Nduga mengira akan diserang sehingga mereka merespon dan terlibat saling serang menggunakan busur, panah dan alat tajam lainnya,” jelas Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Arh Reza Mamoribo.

Untuk meredam bentrok tersebut, personil gabungan TNI-Polri dari Kodim Jayawijaya dan Polres Jayawijaya dikerahkan ke lokasi untuk membubarkan kedua kelompok warga yang terlibat bentrok.

“Saya bersama pak Kapolres Jayawijaya merespon insiden itu dengan mengerahkan personil ke lokasi untuk melakukan penyekatan sekaligus membangun dialog dengan tokoh-tokoh dari kedua suku untuk menghentikan aksi saling serang itu,” tuturnya.

Lebih lanjut disampaikan, setelah membangun koordinasi, aksi saling serang itu dihentikan pada hari Minggu. Namun pada Senin siang, kedua kelompok ini kambali saling serang.

Massa yang mencapai ribuan orang saling serang menggunakan busur, panah dan alat tajam lainnya di Distrik Sinakma. Tak hanya saling serang, kedua kelompok juga membakar rumah, honai hingga kendaraan bermotor.

Tercatat hingga Rabu siang, lima orang yang terlibat bentrok dinyatakan tewas dan puluhan rumah dan kendaraan bermotor habis di bakar.

“Aksi saling serang kembali berlanjut dan hingga hari ini menyebabkan lima orang tewas. Tiga orang dari suku Nduga dan dua orang dari suku Lanny. Kemudian ada rumah, honai dan motor juga dibakar oleh kedua kelompok yang terlibat bentrok,” ungkap Dandim 1702/Jayawijaya, Letkol Arh Reza Mamoribo ketika dikonfirmasi pada Rabu (2/10/2024).

Dandim mengaku aparat keamanan TNI-Polri sulit menghantikan bentrok karena letak kedua kampung yang saling berdekatan sehingga kedua kelompok ini melewati jalan lain untuk saling serang.

“Kendala yang dihadapi untuk menghentikan bentrok ini adalah lokasi kedua kelompok ini saling berdekatan sehingga ketika apparat keamanan TNI-Polri melakukan penyekatan, mereka melewati sisi kanan dan kiri untuk saling serang,” jelasnya.

Selain itu, korban dari kedua suku belum seimbang, dimana dari kelompok Nduga tiga orang tewas sementara kelompok Lanny sebanyak dua orang tewas, sehingga diprediksi bentrok ini masih akan terus berlanjut hingga korban dari kedua kubu seimbang.

“Tercatat sampai saat ini korban meninggal akibat bentrok ini ada 5 orang. 3 dari kelompok Nduga dan 2 dari kelompok Lanny, sehingga belum seimbang. Kondisi inilah yang membuat bentrok ini terus berlanjut hingga saat ini,” ungkapnya.

Meski begitu, Dandim mengatakan saat ini Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan bersama Pj BUpati Nduga dan Pj Lanny Jaya sudah turun ke lokasi untuk berkoordinasi dengan kedua kelompok agar menghentikan aksi saling serang tersebut.

“Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Papua Pegunungan adalah melakukan pendekatan terhadap orang tertua atau tokoh dari kedua kelompok agar sama-sama menghentikan aksi saling serang ini sehingga kondisivitas di Wamena ini kembali pulih aman,” tandasnya. *

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*