Dogiyai, Papuadeadline, – Penjabat Gubernur Papua Tengah, Ribka Haluk, meminta aparat keamanan menangkap pelaku pembakaran kantor pemerintahan di Kabupaten Dogiyai dan 8 petak rumah kontrakan yang terjadi Senin (31/7/2023).
“Saat pembakaran itu, saya sedang berkantor di Kabupaten Dogiyai, sehingga saya bersama Pj Bupati Dogiyai Petrus Agapa, langsung mendatangi kedua lokasi bangunan yang dibakar serta berdiskusi dengan pemilik rumahnya yang dibakar,” kata Ribka.
Ribka jyga meminta kasus pembakaran fasilitas umum dan rumah-rumah warga ini menjadi peristiwa terakhir, dan kasus ini diserahkan kepada aparat keamanan untuk menangkap pelakunya.
“Tadi dalam dialog kita, masyarakat sudah sepakat apabila ada kasus pembakaran, agar kasus itu diserahkan kepada aparat keamanan untuk menangkap pelakunya. Jadi saya harapkan polisi segera melakukan penyelidikan dan mengungkap kasus ini,” tegasnya.
Menurut Ribka, bahwa kantor yang dibakar tidak beroperasi dan tidak ada yang berkantor. Lantas, hal ini menjadi peluang bagi pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan aksi pembakaran tersebutm
“Kalau saya pelajari, ini akumulasi dari masalah-masalah yang tidak cepat diselesaikan oleh pemerintah daerah, seperti masalah hak ulayat adat pemilik tanah. Ini yang kedepan saya harapkan dari pemerintah daerah di kabupaten untuk peka menyelesaikan permasalahan yang dihadapi masyarakat. Selama saya disini, masyarakat saya lihat sangat baik dan tadi kita juga berdiskusi dan berdialok dengan hati ke hati,” jelasnya.
Pada saat melihat rumah yang terbakar, Ribka Haluk merasa gerah mengingat yang tinggal di rumah kontrakan tersebut seorang guru yang bekerja untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak di Dogiyai.
“Ini harusnya tidak boleh lagi terjadi. Lihat ini korbannya seorang guru, dia mengabdi untuk masyarakat disini. Sekali lagi saya minta polisi untuk mengambil tindakan dan menangkap pelakunya,” sebutnya.
Di tempat yang sama Pj Bupati Dogiyai Petrus Agapa mebgatakan gedung pemerintah yang dibakar merupakan bangunan milik Bapeda Kabupaten Dogiyai, yang selama ini sedang bersengketa dengan pemilik hak ulayat.
“Ini adalah gedung kantor Bapeda yang kemudian dipinjamkan ke Dinas Kesbangpol dan Koperasi. Namun karena dilihat bukan hanya Bapeda yang berkantor disini, pemilik hak ulayat meminta haknya lebih. Sehingga akhirnya kantor ini dikuasai oleh masyarakat. Namun, siapa pelaku pembakaran, kami tidak bisa menyimpulkannya,”katanya.
Sementara itu pemilik rumah kontrakan Petrus Anow mengungkapkan tak mengetahui apa penyebab rumah kontrakannya dibakar. Bahkan saat kejadia ia sedang mengikuti diskusi bersama Pj Gubernur Papua Tengah Ribka Haluk.
“Ini ada 8 petak rumah kontrakan. Tadi saat terjadi kebakaran saya tidak mengetahuinya, tau-tau kembali rumah sudah hangus terbakar. Saya juga tinggal disini, tidak ada harta benda yang bisa saya selamatkan,” jelasnya.
“Seminggu sebelumnya, ada 7 petak rumah kontrakan saya disebelahnya juga dibakar. Saya sendiri heran, kenapa rumah saya dibakar. Bukan hanya saya yang menjadi korban, termasuk pihak yang mengontrak juga barangnya habis terbakar,” timpalnya.
Ditambahkan sorang ibu guru SMP Negri di Dogiyai, ia menyampaikan kepada PJ Gubernur Papua bahwa tempat tinggalnya sudah ludes terbakar pada saat pulang dari mengajar.
“Hanya pakaian yang saya punya saat ini. Semuanya sudah hangus terbakar. Beruntung, ketiga anak saya tidak berada di rumah saat kejadian. Namun, sampai saat ini kami sendiri tak mengetahui kenapa tempat tinggal kami dibakar,” akunya. (Is)
Be the first to comment